Profesi Kerja Casemix

Profesi Kerja Casemix

Casemix adalah Profesi Kerja yang bertugas untuk mengelola data dan dokumen di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya kedalam sistem casemix.

Profesi Kerja Casemix

Sebagai contoh, tugas bagi staff verifikator Casemix adalah seperti berikut :

  • melakukan penginputan harian data-data klaim ke dalam aplikasi
  • memeriksa soft copy pemeriksaan penunjang sesuai resume
  • memeriksa hasil pemeriksaan yang ada di soft copy billing sesuai resume
  • menganalisa hasil grouper atau pengelompokan
  • melakukan optimalisasi diagnose

Pengertian Sistem Casemix

Menurut Department of Health, State of Western Australia (2011) :

Casemix dapat merujuk pada campuran kasus  (mix of cases) yang meliputi rentang dan jenis kasus dari pasien yang dilayani oleh rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.

Sistem Casemix membantu perencanaan dan manajemen dari sistem pelayanan kesehatan.

Adapun definisi dari Sistem casemix menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 tahun 2014 :

Casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama, pengelompokan dilakukan dengan menggunakan software grouper.

Menurut Department of Health, State of Western Australia:

“Casemix classifications put patients into clinically meaningful groups that use similar health-care resources. By doing so, the clinical activity, quality and cost- efficiency of different hospitals can be compared”.

Di Indonesia, Casemix (case based payment) dan sudah diterapkan sejak Tahun 2008 sebagai metode pembayaran pada program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), yaitu metode pembayaran prospektif.

Sistem casemix saat ini banyak digunakan sebagai dasar sistem pembayaran kesehatan di negara-negara maju dan sedang dikembangkan di negara-negara berkembang.

Sistem casemix merupakan suatu sistem pengelompokan beberapa diagnosis penyakit yang mempunyai gejala/ciri yang sama serta pemakaian sumber daya (biaya perawatan) yang sama dan prosedur/tindakan pelayanan di suatu rumah sakit kedalam grup-grup.

Apa itu casemix dalam rekam medis?

Case-mix merupakan sistem pembayaran kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan. Permasalahannya masih tinggi biaya pelayanan kesehatan, sehingga pemerintah melalui program case-mix menetapkan standarisasi biaya pelayanan kesehatan pada pasien Jamkesmas.

Apakah sistem casemix sudah memberikan manfaat bagi rumah sakit?

Manfaat Casemix Monitoring bagi Manajemen Rumah Sakit adalah :

  • Memudahkan dokter dalam melakukan prosedur medis, karena adanya integrasi casemix monitoring dengan clinical pathway, maka dokter dapat memberikan prosedur medis yang sesuai dengan pedoman clinical pathway, tapi juga tetap dapat dijangkau oleh pasien.

Apa fungsi dari aplikasi INA CBGs casemix?

Sistem Casemix INA CBGs merupakan suatu pengklasifikasian dari episode perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis.

Apa itu Kesmik?

Di antaranya ialah pembenahan kesmik, yaitu pengelolaan rekam medis sampai dengan klaim BPJS. Selain itu, optimalisasi layanan medis non BPJS. Dengan kesmik yang lebih baik, diharapkan ada pelayanan BPJS yang lebih efektif dan efisien.

Data variabel casemix apa saja yang harus dikirimkan oleh rumah sakit?

Pada Case-mix membutuhkan beberapa variabel yang diperoleh dari data rekam medis antara lain:

  • Identitas pasien (misal, nomor RM,dll)
  • Tanggal masuk RS.
  • Tanggal keluar RS.
  • Lama hari rawat (LOS)
  • Tanggal lahir.
  • Umur (th) ketika masuk RS.
  • Umur (hr) ketika masuk RS.
  • Umur (hr) ketika keluar RS.
  • dan lain sebagainya.

Perkembangan Sistem Casemix

Ide tentang Sistem Casemix berawal dari ketika seorang ahli bedah Amerika Serikat bernama Ernest A Codman mengusulkan beberapa metode untuk menstandarisasi sistem outputs dan outcomes dari rumah sakit, untuk dapat membandingkan lamanya tinggal di rumah sakit dari beberapa rumah sakit.

Buku yang ditulisnya berjudul “The Product of Hospital” dipublikasikan pertama kali pada tahun 1914.

Pada  tahun 1913, Ernest A Codman di the Philadelphia County Medical Society in 1913 mengatakan bahwa masalah sebenarnya dari seluruh rumah sakit adalah menjawab sebuah pertanyaan “apa yang terjadi pada kasus-kasus?…… kita harus menformulasikan metode pelaporan rumah sakit  yang menunjukkan sedekat mungkin hasil-hasil dari pengobatan yang diberikan pada institusi-institusi yang berbeda.

Laporan ini harus dibuat dan dipublikasikan oleh setiap rumah sakit dengan cara yang seragam, sehingga memungkinkan untuk dibandingkan antara hasil rumah sakit yang satu dengan rumah sakit lainnya.

Dengan laporan seperti itu sebagai titik awal untuk mulai menanyakan tentang manajemen dan efisiensinya.

Pemikiran yang serupa secara implisit terjadi pada sebuah studi di pembiayaan rumah sakit United Kingdom Inggris dari pertengahan tahun 1960-an dengan pertanyaan, mengapa rumah sakit dengan lamanya tinggal di rumah sakit atau jumlah pasien yang sangat berbeda menghasilkan pengeluaran yang serupa.

Studi ini kemudian dilakukan oleh seorang ahli ekonomi Amerika Serikat, Martin Feldstein, dengan masalah yang sama kemudian dikembangkan secara signifikan Diagnosis Related Group (DRGs), oleh Professors Robert Fetter, John Thompson, and colleagues at Yale University.

Hal ini berkembangdari persyaratan registrasi perawatan medis sampai kepada ketergantungan yang sangat pada perkembangan teknologi informasi (IT) selama tahun 1960-an – 1970-an dalam kaitannya dengan penemuan cara untuk mengukur dan menentukan biaya output rumah sakit.

 Beberapa versi dari sistem DRGs dikembangakan, pertama pada tahun 1973 terdiri dari 54 Major Diagnostic Categories (MDCs) comprising 333 DRGs. Versi original yang terakhir pada rangkaian ini dikembangkan oleh Universitas Yale adalah Health Systems Management Group dan diharapkan untuk menunjukkan sistem klasifikasi inpatient yang membedakan jumlah sumber daya rumah sakit yang dibutuhkan untuk memberikan perawatan  dan secara klinis koheren dalam arti kelompok itu menyebabkan timbulnya serangkaian respon klinis yang dihasilkan dari pola sumber daya yang serupa.

Klasifikasi tersebut akhirnya ditangani oleh the Health Care Financing Administration (HCFA) di AS yang mempunyai 470 DRGs terdiri dari 23 Major Diagnostic Categories (MDCs).

Di New Zeland mulai dikembangkan tahun 1990-an dengan didirikannya  the Health Funding Authority (HFA) yang ditugasi menyatukan pendekatan 4 regional menjadi satu sistem pendanaan dan pembelian. Pada masa transisi New Zeland mengadopsi sistem DRGs dari Australia’s state of Victoria.

Model pendanaan ini meliputi beberapa struktur dan kebijakan tentang length of stay (LOS) yang sesuai dengan sektor kesehatan di  New Zealand’s health sector.

Pada tahun 1999, New Zeland pertama kali menggunakan kerangka kerja Casemix secara nasional, yang juga ditetapkan a national Casemix (Cost Weights) Project Group yang berlanjut sampai sekarang.

Sistem Casemix Di Indonesia

Di Indonesia perkembangan Sistem Casemix ini diawali dengan ditetapkannya UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).

Sistem casemix pertama kali dikembangkan di Indonesia pada Tahun 2006 dengan nama INA-DRG (Indonesia- Diagnosis Related Group).

Implementasi pembayaran dengan INA-DRG dimulai pada 1 September 2008 pada 15 rumah sakit vertikal, dan pada 1 Januari 2009 diperluas pada seluruh rumah sakit yang bekerja sama  untuk program Jamkesmas.

Pada tanggal 31 September 2010  dilakukan perubahan nomenklatur dari INA-DRG (Indonesia Diagnosis Related Group) menjadi INA-CBG (Indonesia Case Based Group) seiring dengan perubahan grouper dari 3M  Grouper ke UNU (United Nation University) Grouper.

Dengan demikian, sejak bulan Oktober 2010 sampai Desember 2013, pembayaran kepada Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Lanjutan dalam Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) menggunakan INA-CBG.

Sejak diimplementasikannya sistem casemix di Indonesia telah dihasilkan 3 kali perubahan besaran tarif, yaitu tarif INA-DRG Tahun 2008, tarif INA-CBG Tahun 2013 dan tarif INA-CBG Tahun 2014.

Tarif INA-CBG mempunyai 1.077 kelompok tarif terdiri dari 789 kode grup/kelompok rawat inap dan 288 kode grup/kelompok rawat jalan, menggunakan sistem koding dengan ICD-10 untuk diagnosis serta ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan.

Pengelompokan kode diagnosis dan prosedur dilakukan dengan menggunakan grouper UNU (UNU Grouper). UNU- Grouper adalah Grouper casemix yang dikembangkan oleh United Nations University (UNU).

Pada tahun 2011 ditetapkan UU No. 24  Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), disusul dengan berbagai peraturan  untuk melaksanakan UU tersebut, seperti:

  • Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013;
  • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan;
  • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;. Sejak 1 Januari 2014, mulai diberlakukan sistem pembayaran pelayanan kesehatan melalui BPJS. INA CBG (Indonesia Case Base Group) adalah sistem caemix yang khusus dikembangkan oleh United Nations University-International Institute for Global Health (UNU-IIGH), bagi Kementerian Republik Indonesia. UNU-IIGH adalah pusat penelitian dan pelatihan dari UNU, salah satu lembaga di bawah naungan PBB (United Nations).[7] RS di Indonesia menggunakan sofware INA CBGs untuk melakukan pengkodean (koding) untuk mendapatkan tarif INA CBGs yang kemudian diklaim pembeyarannya ke BPJS Kesehatan.
  • Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA- CBGs).

Semoga bermanfaat

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Profesi Kerja Casemix"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel